Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Hal ini sebagai upaya pemenuhan standar kompetensi kelulusan (SKL). Oleh karena itu, proses pembelajaran harusnya diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam pengantar buku peserta didik Kemdikbud, 2014 disebutkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX dirancang dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Demikian halnya dengan keterampilan menulis.
Sekilas, menulis bukan kegiatan yang sulit. Namun, pada kenyataannya, peserta didik selalu merasa kesulitan jika ditugasi menulis berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan dengan berbagai macam alasan. Kesulitan peserta didik itu merupakan hal yang wajar. Sebab, menurut peserta didik untuk menulis teks selalu dibatasai dan dibingungkan oleh pembatasan struktur. Struktur-struktur itu memiliki kesamaan yang identik (sulit dicari perbedaannya). Dan, peserta didik membutuhkan proses dan pemikiran yang mendalam untuk menulis teks, khususnya teks rekaman percobaan. Kesulitan tersebut juga dialami peserta didik kelas IX di SMPN 8 Malang. Khususnya pada kegiatan menyusun teks.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, dirancang sebuah pembelajaran menulis dengan teknik sederhana. Teknik tersebut dinamai teknik bursa pasar lingkungan. Teknik ini memadukan konsep pasar (jual beli) dengan lingkungan sekolah. Pemaduan lingkungan sekolah dilakuakn dengan tujuan memudahkan peserta didik menentukan konsep penulisan. Sebab, lingkungan sekolah dianggap tempat yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik. Selain itu, diharapkan peserta didik lebih peduli terhadap kebersihan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan sekolah Teknik pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan keterampilan peserta didik kelas IX dalam menyusun teks rekaman percobaan. Teks rekaman percobaan merupakan teks yang berisi hasil percobaan atau pengamatan disertai langkah-langkah. Teks rekaman percobaan disusun setelah melakukan percobaan. Desain pembelajaran dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama dinamai belanja. Pada kegiatan ini, peserta didik mengamati lingkungan sekitar sekolah untuk menemukan masalah yang memerlukan penanganan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masalah yang ditemukan seperti genanagan air di kolam yang kurang perawatan, sampah daun yang belum dimanfaatkan, atau sampah kertas yang ada di fotokopian. Masalah-malasah tersebut dicatat dalam daftar hasil belanja yang berupa lembar pengamatan (observasi).
Tahap kedua, peserta didik kembali ke kelas. Di dalam kelas, peserta didik melakukan bursa belanja atau menyampaikan hasil pengamatannya. Hal ini dilakukan untuk menuangkan dan menemukan ide-ide menarik dari masalah yang telah ditemukan kelompok lain. Artinya, barang belanjaan (masalah yang ditemukan) salah satu kelompok, diperbolehkan digunakan oleh kelompok lain. Pengambilan ide ini tentunya sepengetahuan si pebelanja.
Tahap ketiga, cuci gudang. Pada kegiatan ini peserta didik diperkenankan memadukan atau mencari solusi melalui jaringan internet. Peserta didik diperbolehkan menentukan solusi melalui jelajah internet. Pengetahuan dari internet bukan satu-satunya solusi, jadi peserta didik dapat memadukan sesuai dengan kondisi di sekolah.
Tahap selanjutnya, gelar niaga. Peserta didik melakukan percobaan pembuatan benda atau barang sesuai solusi yang telah disepakati dalam kelompok. Kegiatan ini merupakan penentuan bahan, alat, dan langkah-langkah. Pada tahap ini, peserta didik mulai menuliskan teks rekaman percobaan sesuai struktur yang ada, yakni (1) tujuan, alat, dan bahan; (2) langkah-langkah; (3) hasil; dan (4) kesimpulan.
Dengan tahapan-tahapan ini, diharapkan peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam menulis. Khususnya menulis teks rekaman percobaan. Jika tahapan ini dilakukan sesuai prosedur, maka penulisan teks rekaman percobaan lebih terarah. Dengan teknik ini pun, pembelajaran yang dilakukan peserta didik akan merasa nyaman dan menyenangkan. Oleh karena itu, teknik ini dapat diterapkan untuk peningkatan keterampilan peserta didik dalam menulis.
Oleh: Nani Wijayanti, S.Pd, M.Pd.